Author: Avindavahvah
Genre: Friendship, Romance, Family
Type: Chaptered
Rating: T
Cast: Jo Youngmin (Boyfriend), Suzy (Miss A)
Other Cast: Jo Kwangmin, Min Woo (Boyfriend), Sulli (Fx), Nichkhun (2PM), Tia (Chocolate)
Previous: >>
Akhirnya Suzy mengetahui dengan siapa ia satu kelompok. Dia membaca satu persatu nama teman satu kelompoknya di papan tulis, dan mereka adalah Na eun, Hyeri, Tia, Gongchan, Min woo, Jeongmin, dan.... mata Suzy membulat seketika membaca nama terakhir yang tertulis di kelompoknya. “MWOOOOOO?????”......
***
“Jo Youngmin” nama yang teridiri dari dua kata itu mampu membuat Suzy syok dan satu kelas meributkannya. Sedangkan namja yang memiliki nama itu hanya duduk santai tanpa ekspresi seolah-olah tak terjadi apa-apa. Padahal sebenarnya dalam hatinya pun ia mengucapkan beribu kata syukur pada Tuhan, karena telah mengabulkan do’anya, namun bedanya ia hanya bisa mengekspresikannya biasa-biasa saja dan mengulum sebuah senyum kecil.
“Hyung~ kau beruntung bisa satu kelompok dengannya.” Bisik Kwangmin.
Youngmin menoleh padanya, ia menaikan satu alisnya lalu menaikan sudut bibir sebelah kananya membentuk sebuah senyuman meremehkan. “Sudah ku bilang semuanya butuh proses, dan ini langkah yang pertama.” Ujarnya santai.
Kwangmin hanya mengangguk dan mengacungkan kedua jempolnya, lalu ia beranjak pergi menemui Sulli, yeojachingu tercintanya.
***
“Aigoo... aigoo... tadi malam aku mimpi apa, kenapa hari ini rasanya sial sekali aku!!!! Aishi!” omel Suzy saat ia melangkahkan kaki meninggalkan kelas menuju kantin, sembari memegang kepalanya.
“Nado, Suzy-ah! Aku kesal kenapa aku satu kelompok dengan si Nam joo. Itu sangat menyebalkan!” Sulli ikut menimpali.
“Ya~ kau masih beruntung karena Kwangmin satu kelompok denganmu, sedangkan aku? Paling hanya Tia saja yang lumayan dekat dengan ku, aku tidak begitu mengenal Na eun dan Hyeri, apalagi namjanya, yang aku tau hanya Youngmin, dan itupun karena dia menyebalkan. Ah jinjaaaa! Aigoo.” Katanya sembari menggeleng-gelengkan kepala seperti orang frustasi.
“Arraseo, jadi apa yang harus kita lakukan?” tanya Sulli pasrah.
“Mollayo.” Timpal Suzy tak kalah pasrahnya.
***
SuzyVOP.
“Aku pulang~.” Kataku sembari membuka sepatuku. Lalu aku berjalan gontai menuju tangga.
“Aigoo anak Eomma kenapa? Kenapa wajahmu kusut sekali nak?” Ucap Eommaku seraya berjalan menghampiriku dan memegang kedua pipiku.
“Gwenchana Eomma, aku hanya cape saja.” Kataku berbohong padanya, disertai seulas senyuman tipis.
“Jinja?” aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan eomma. “Baiklah kalau begitu, istirahatlah sana.” Sekali lagi aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan eommaku, lalu aku melangkah meniti anak tangga menuju kamarku.
Aku menghempaskan tubuhku pada kasur empukku, menenggelamkan wajahku pada bantal, lalu memukul-mukul kasurku. Aishi benar-benar frustasi aku hari ini, aku masih tidak bisa melupakan tentang masalah kelompok itu, mana bisa aku nanti bergabung dengan mereka? Mana bisa nanti aku bekerja sama dengan mereka jika aku sendiri merasa tidak nyaman dengan mereka, apalagi dengan adanya namja blonde menyebalkan itu, ah jinjaaa! Sungguh menyebalkan sekali!!!
Tanpa tersadar aku tertidur nyenyak sekali hingga Oppaku membangunkanku untuk makan malam.
“Suzy, bangun waktunya makan malam.” Katanya, seraya menggoyang-goyangkan tubuhku.
“Hmm...” ucapku setengah sadar, kemudian aku bangkit dari tidurku dan mengucek-ngucek kedua mataku. Sekarang aku bisa melihat Oppaku yang tampan berdiri didepanku, dengan tangan yang melipat di depan dadanya.
“Baiklah Oppa, ayo turun.” Ujarku seraya beranjak dari tempat tidurku.
“Ya~ apakah kau tidak akan mengganti seragammu dulu, eh?”
Aku menghentikan langkahku “Mwo?” lalu aku melihat diriku sendiri dari ujung kaki hingga badanku, astaga! Karena tadi ketiduran aku tak sadar kalo aku belum mengganti seragamku, aigoo baboya. Kemudian aku membalikan badanku dan memamerkan cengiran pada Oppaku. Dia berjalan menghampiriku. “baboya, cepat ganti sana, hahaha.” Ujarnya seraya mengacak-acak rambutku.
“Aishi Oppa tidak bisa kah kau tidak mengacak-ngacak rambutku, ha?” kataku kesal, dan mengerucutkan bibirku.
“Arraseo, mianhae, haha, kalau begitu cepat ganti baju sana, pasti Eomma dan Appa sudah menunggu.” Ujarnya lagi, lalu ia beranjak keluar dari kamarku.
Ya itulah Oppaku, Oppa satu-satunya yang aku punya, Oppa terbaik didunia ini, Oppaku sangat tampan, aku menyayanginya. Sebentar lagi dia akan mengikuti jejak Appaku, menjadi seorang pengusaha, karena Appaku memang bersi keras menyuruhnya untuk mengikuti jejaknya. Khun Oppa, atau lebih tepatnya Nichkhun Oppa. Khun Oppa sangat dewasa, dan memang sudah seharusnya, karena usianya sudah kepala dua, hahaha. Namun kedewasaannya melebihi usianya. Dia amat dewasa, pemikirannya sudah matang. Bahkan sejak dia masih duduk di bangku Universitas pun dia menjadi mahasiswa yang membanggakan, karena kedewasaan dan pemikirannya yang matang itu. Saat ini Oppa sudah mulai menjadi seperti Appa, bekerja di kantornya Appa. Bahakan dia menjadi seperti Appa, sifatnya, cara bicaranya, semuanya, aku rasa sudah saatnya aku memiliki kakak ipar, kekekek. Ku dengar dari Eomma, Oppaku sudah memiliki calon, kalau tidak salah namanya Victoria Eonnie, tapi aku sama sekali belum pernah betemu dengannya, karena diapun sedang meniti karirnya menjadi seorang model di negara kelahirannya itu, Cina.
Setelah berganti pakaian, aku cepat-cepat turun untuk makan malam, karena sepertinya Appa, Eomma, dan Oppaku sudah terlalu lama menungguku.
***
AuthorVOP.
Kini waktunya telah tiba, hari ini tiba saatnya Academy High School berangkat untuk melaksanakan pembelajaran di luar kota itu, di kota Seogwipo. Para murid sibuk mempacking barang-barangnya. Begitupun dengan Suzy, ia bergabung dengan teman satu kelompoknya, walaupun itu hanya Tia. Tapi Suzy sudah mulai bisa berkomunikasi dekat dengan Tia.
“Aigoo banyak sekali yang harus kita bawa.” Tia mengomel sendiri seraya berkacak pinggang.
“Ne, aku saja tadi sampai harus di antar mobil pribadi untuk datang ke sini, merepotkan sekali.” Timpal Suzi menyetujui.
“Annyeong....” tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari seseorang dibelakang mereka. Min woo.
“Ne, annyeong mi....” nampak Suzy berfikir, “woo..” lanjutnya dengan tampang tanpa dosa.
“Aigoo Suzy-ssi kau lupa dengan namaku? Sudah berapa lama kita satu kelas ha?, ckck.” ucap min woo sedikit kecewa karena teman satu kelasnya ini lupa dengan namanya, lalu berdecak lidah dan menggeleng-gelengkan kepala.
“Ah... mianhae Min woo-ah.” Ujar Suzy sedikit menyesal. Sedangkan Tia hanya terkekeh melihat kedua temannya itu.
“Gwenchana...” Min woo membalasnya dengan cengiran. “Apa yang kalian lakukan disini? Ayo kita gabung dengan yang lain, kajja.” Lanjutnya.
“Ne, kita barusan akan bergabung dengan yang lain, tapi barang-barang kita terlalu banyak dan terlalu berat.” Tia kali ini yang berbicara.
Saat tengah asik berbincang, ketiga siswa itu merasa terganggu dengan keributan yang mereka dengar.
“Ada apa sih ko ribut sekali?” tanya Tia, kepalanya mendongkak ke kanan dan kekiri mencari tahu asal keributan itu dimana.
“Aaaa, rupanya berasal dari Prince of Charisma, kekekeke.” Ujar Min Woo, sembari terkekeh.
Suzy hanya mengerutkan kening, tak mengerti dengan perkataan Min Woo. ‘Prince of charisma? Nugu?’ batinnya.
Pertanyaannya terjawab ketika seseorang datang menghampiri mereka. Seorang namja dengan model rambut yang baru penuh dengan karisma, melangkah begitu keren dengan ransel yang ia gendong, serta kedua tangan yang ia masukan kedalam saku celana.
“Dialah Prince of charisma..” bisik Min woo pada Suzy, nyaris tidak terdengar, namun Suzy masih bisa mendengarnya. Masih tidak percaya dengan perkataan Min Woo, dan sejujurnya Suzypun –sedikit- terpana dengan namja itu kalau harus jujur, ia tidak berhenti melongo dan menatap namja itu, hingga si namja sampai dihadapannya dan menatapnya datar.
“Wae?” Ucapan namja itu mampu membuyarkan segala lamunan dan keterpanaan Suzy, hingga ia sedikit salting.
“M...mwo?”
“Tsk.” Namja itu mendecakkan lidah, lalu memalingkan wajah dan hendak melangkahkan kakinya.
Sekali lagi, Suzy terpana dengan itu. Separuh hatinya berkata namja itu bukan namja blonde yang menyebalkan, tapi separuh hatinya mengiyakan kalau namja itu memang si blonde menyebalkan itu, karena tidak ada wajah yang sefamiliar itu di kelompoknya kecuali Kwangmin, dan sayangnya Kwangmin bukan kelompoknya. Suzy membalikan badan, lalu ia menegur namja itu. “YA~~~!!” namja itu menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Suzy dengan malas-malasan.
“Nu..nuguseyo?” ucapanya sedikit terbata, namun tetap terdengar keras dan menantang.
Namja itu mengerutkan kening, pertanda tidak mengerti akan perkataan yang dikatakan yeoja didepannya ini. Apa yang salah dengan dirinya sampai yeoja ini tidak mengenalinya? Ataukah yeoja di depannya itu mendadak amnesia? Oh ayolah mana mungkin, kemarin-kemarin dia masih mengenaliku. Pikirnya.
“Mwo?” ujarnya tak mengerti.
“Nuguseyo?”
“Nan? Youngmin.” Jawab Youngmin santai nyaris tanpa ekspresi.
“Mwo?” Suzy membelalakan mata, sebagian hatinya itu ternyata memang benar. Itu memang namja blonde menyebalkan itu. Tapi kenapa model rambutnya itu berubah menjadi sedikit pendek, dan berwana gelap seperti itu, ditambah rambutnya sedikit tidak rapi namun terlihat sangat keren.
“Wae?” tanya yongmin, sekali lagi membuyarkan lamunan Suzy.
“Ha? A-aniyo.” Sergah yeoja itu. Lalu memalingkan wajah.
Tanpa babibu lagi Youngmin membalikan badan melangkahkan kakinya meninggalkan yeoja itu. Dalam hati ia terkekeh dan ternyenyum lebar, namun dalam bibirnya ia hanya menaikan sedikit sudut bibir sebelah kanannya membentuk senyuman sinis.
***
YongminVOV.
Pagi ini aku melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolahku. Dapat kulihat seluruh siswa tengah sibuk mempacking barang bawaannya untuk pebelajaran keluar kota itu. Hahh sungguh merepotkan sekali, kenapa harus ada acara yang sepert ini?
Aku menyapu seluruh halaman sekolah, namun aku tak menemukan kembaranku. Tadi pagi dia berangkat mendahuluiku karena katanya penting, tapi dasar bodoh, dia lupa membawa jaketnya, Eomma menyuruhku membawakan untuknya. Dan sekarang aku tak melihatnya sedikitpun. Entahlah mungkin dia sedang bersama kelompoknya. Aku melanjutkan melangkahkan kakiku untuk menemui kelompokku. Sayup-sayup aku mendengar sekumpulan yeoja-jeoja yang berdiri itu menyebut namaku “Hey itu Youngmin kan? Aigoo kyeoppta, model rambutnya baru, warnanya juga sedikit gelap, tampan sekali dia, aku semakin menyukainya.” ------“Omo! Dia tampan sekali! Ah~ nae namja!~” -----“Ya! Nae namja!” ya seperti itulah yang mereka bicarakan tentangku, aku sudah tau kejadiannya akan seperti ini, Eommakulah yang menyuruhku memotong rambutku dan membuatnya sedikit gelap, padahal aku lebih menyukai model rambutku yang dulu. Tapi tak apa, model yang inipun lumayan bagus walau sedikit lucu.
Aigoo, kenapa ribut sekali? Aku kan hanya mengubah model rambutku saja, kenapa mereka meributkannya? Padahal ketika Kwangmin mengubah model rambutnya dulu tidak seribut ini, ah menyebalkan sekali, bagaimana jika Nam joo mendengar keributan ini? Bisa-bisa dia langsung menghampiriku dan bergelantungan di tanganku. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk ku berdiri, grr aku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat tiga orang yang aku kenal tengah mengobrol. Dan salah satu dari mereka adalah yeoja itu. Aku bisa melihat senyuman dan tawanya dari sini. Ia terlihat cantik saat terseyum dan tertawa. Rasanya aku juga ingin tertawa bersamanya, atau mendapat senyuman manis darinya. Namun itu terlalu mustahil bagiku. Dia selalu memandangku sebal, dari tatapannya itu sudah jelas sekali kalau dia membenciku. Jangankan tersenyum padaku bahkan melihatku saja mungkin dia tidak mau. nasibku jelas sangat jelek.
Aku melangkahkan kaki menghampiri mereka. Kulihat yeoja itu memalingkan wajah ke arahku, dia menatapku. Dari sudut matanya memancarkan keterpanaan dia terpana melihatku. Ingin sekali ku cubit pipinya itu. Wajahnya sangat lucu. Sungguh! Aku merutuki keadaan ini, keadaan yang selalu membuatku dengan yeoja dihadapanku ini jauh, semakin jauh karena sikapku yang dingin dan pengecut ini yang semakin membuatnya membenciku. Tuhan, apakah kesempatan itu akan datang padaku? Jujur saja apa yang aku katakan pada Kwangmin tentang proses itu aku sendiri pun tidak yakin akan benar-benar terjadi. Sesungguhnya semua itu hanya kebetulan, apakah itu sudah termasuk proses langkah pertama? Aku tak tahu.
“Wae?” ucapku padanya, datar. Sepertinya dia tersadar dari, keterpanaannya mungkin.
“M...mwo?” ujarnya, dari perilakunya sepertinya dia salting? Oh mungkin.
“Tsk.” Aku mendecakkan lidah, lalu memalingkan wajah dan hendak akan melangkahkan kaki. Sungguh bila terlalu lama aku berhadapan dengannya dan melihat ekspresi wajahnya sekarang itu mungkin saja aku akan goyah.
“YA~~!!” tegurnya, mau tak mau ku hentikan langkahku dan berbalik menatap yeoja itu.
“Nu..nuguseyo?” ucapannya sedikit terbata, namun tetap terdengar keras dan menantang. Aku mengerutkan sedikit dahiku. Apa? Dia bertanya padaku nuguseyo? Apa yang salah? Apa dia tidak mengenaliku? Apakah dia mendadak amnesia? Oh ayolah mana mungkin, kemarin-kemarin dia masih mengenaliku.
“Mwo?” ujarku tak mengerti.
“Nuguseyo?”
“Nan? Youngmin.”
“Mwo?” Yeoja itu membelalakan mata. Kenapa? Kenapa dia begitu kaget? Apakah aku memang berbeda?
“Wae?”
“Ha? A-aniyo.” Sergah yeoja itu. Lalu memalingkan wajah.
Aku membalikan badan, lalu kali ini benar-benar melangkahkan kaki meninggalkan yeoja itu. Dalam hati aku terkekeh dan tersenyum lebar, tapi di bibirku, aku hanya menaikan sudut bibir sebelah kananku membentuk senyuman sinis. Hanya itu yang bisa aku gambarkan tentang perasaanku.
Oh Tuhan! Yeoja ini sungguh membuatku gemas. Ingin aku mendekapnya kedalam pelukanku. Menepuk puncak kepalanya dan mengelus rambut coklat panjangnya. Namun itu sangat mustahil! Ayolah Youngmin sejak kapan kau menjadi seperti ini? Kenapa kau kali ini sering berharap tak jelas seperti itu?
***
AuthorVOP.
Sepuluh menit lagi mereka akan berangkat munuju kota Seogwipo. Mereka mamasukan barang-barangnya ke dalam bus. Lalu soensangnim menyuruh mereka untuk berkumpul karena akan mengumumkan pembagian tempat duduk selama dalam bus. Entah karena takdir, kebetulan, atau memang karena ini adalah hari sial bagi Suzy, atau justru ini mungkin memang sudah di tuliskan bahwa mereka harus bersama, Suzy mendapat satu kursi dengan Youngmin.
Dan semuanya masuk kedalam bus.
“Ya! Minggir aku ingin duduk dekat jendela!.” Tegur Suzy pada namja yang tengah duduk asyik dengan novelnya.
Namun namja itu tidak bergeming, masih asyik dengan novelnya.
“Aish! Ya!!!! Aku bilag minggir!.”
Namja itu menoleh karahnya dengan tatapan malas-malasan.
“Mwo?” katanya menaika satu alisnya.
“Aigooo, jinjayo!.” Gerutu Suzy. Ia menghela nafas, lalu berkata lagi “Aku bilang aku ingin duduk dekat jendela, jadi kau minggir!.” Ucapnya, kali ini nada bicaranya kembali normal.
“Mwo? Sirho, aku yang lebih dulu duduk di sini.”
“Mwoyaa?”
“Sudahlah diam, duduk saja di situ, jika tidak mau duduk sana di tempat lain. Jangan menggangguku!.” Lalu namja itu menutup novelnya dan merogoh saku jaketnya mengambil ponsel dan headshetnya. Tak membutuhkan waktu lama, namja itu sudah memejamkan mata dengan headshet yang menguntai dari telinganya. Sedangkan Suzy hanya berdecak dan menghentakkan kakinya, lalu akhirnya dengan terpaksa ia duduk juga di samping namja itu.
Suzy mendesah, rasanya pantatnya sudah panas selama kurang lebih dua jam perjalanan terlewati hanya duduk dalam bus. Sekali lagi ia mendesah, masih membutuhkan tiga jam perjalan lagi untuk sampai di kota Seogwipo. Ia melirik namja yang dari perjalanan dimulai sudah memejamkan mata hingga sekarang belum juga bangun. Ia memutarkan bola matanya lalu berdecak lidah. “Namja ini ternyata seperti kebo.” Gumamnya.
“Mwo?” tanpa terduga, namja tadi ikut bergumam dan membuka sebelah matanya.
Suzy sedikit tersentak, namun ia pura-pura tidak mendengar dan memalingkan wajah lalu memejamkan mata, mencoba untuk tidur.
Sekitar tiga jam sudah berlalu dalam perjalannya, dan selama itu antara Suzy maupun Youngmin tidak ada lagi sepatah kata yang keluar dari mulut mereka. Youngmin yang sebenarnya sudah bangun dari beberapa jam yang lalu mencoba untuk kembali tidur, namun tidak bisa, akhirnya ia kembali membaca novelnya itu. Sedangkan Suzy, kali ini benar-benar tertidur pulas. Berkali-kali kepalanya miring kesebelah kanan. Karena tak tega, Youngmin membetulkan posisi kepala Suzy dengan hati-hati. Kemudian namja itu memandang lekat wajah yeoja yang tertidur pulas di hadapannya ini. Hatinya kembali berdegup kencang dan melompat-lompat, yeoja ini memang sangat cantik, bahkan saat ia tertidur. Ia semakin terlihat manis dan lucu. Sebuah senyuman tipis terbentuk dalam bibir Youngmin. Andai dia bisa, dia akan mendekap dan mengelus rambut yeoja di depannya ini, sadar itu hanya khayalan semata, Youngmin menggelengkan kecil kepalanya, seketika itu senyuman tipisnya berubah menjadi senyuman sinis, kemudian ia memalingkan wajahnya ke depan jendela, mencoba untuk tidak peduli lagi dengan yeoja itu dan berusaha untuk tidur lagi.
-TBC-