Rabu, 18 Mei 2011

Bukan anak manja - (cerpen)

Posted by Avinda deviana devah at Rabu, Mei 18, 2011
Rio adalah anak laki-laki yang amat teramat sangat di sayang kedua orang tuanya, apalagi bundanya. Begitupun dengan Rio, ia juga sangat menyayangi kedua orang tuanya. Meski ia sudah dewasa, tapi bunda dan ayahnya tak henti-hentinya memanjakan Rio, sering kali teman-temannya mengejek Rio anak yang manja, tapi Rio tak pernah risih atau pun mengeluh, ia tak peduli dengan ejekan teman-temannya, ia fine-fine aja di ejek seperti itu, ia tak malu, karena baginya kedua orantuanya memanjakannya karena mereka menyayanginya.

Rio memiliki senyum yang manis, perawakannya tinggi, keren, ganteng, semua cewe di sekolahnya menyukainya, rio juga anaknya ramah, baik, berprestasi, jago bernyanyi, jago memainkan alat musik, jago bermain basket, dan masih banyak lagi bakatnya, seakan ia di takdirkan menjadi anak yang berbakat di semua bidang.
Kadang teman-temannya iri padanya, meskipun ia dimanja, tapi ia mempunyai banyak ke ahlian, ya mugkin saja orang tuanya menyuruh rio kursus, atau apa, sehingga rio berbakat seperti ini.

@sekolah.
Rio turun dari honda jazz kesayangannya, teman-teman sekelasnya tak ada yang membawa mobil ke sekolah, mereka menaiki sepeda motor, bahkan ada yang berjalan kaki, hanya rio yang membawa mobil, bukannya sombong, tetapi orang tuanya menyuruhnya untuk membawa mobil itu, orang tuanya terlalu khawatir bila rio pergi ke sekolah mengendarai motor, dengan jarak yang lumayan jauh, rio tidak bisa mengelak, rio hanya menuruti kedua orang tuanya, karena dia yakin mereka menyayanginya.

“pagi rio”

“pagi kak”

“pagi yo”

“pagi nak rio”

Begitulah setiap harinya, ia selalu di sapa oleh penghuni sekolah itu, dari mulai adik kelasnya, temannya, kakak kelasnya, sampai guru-gurupun menyapanya *lebay*.
Di kelas, semua penghuni kelas tengah sibuk dengan gossip terhangat jupe dan depe yang menggemparkan (??), ada yang tukar menukar baju, eh salah, buku maksudnya, ada yang tarik menarik rambut, ada yang lempar-lemparan sepatu, dan ada yang membuat pulau pagi ini di kelas, *ini kelas apa jalanan (??)*.

“pagi anak manja” sapa seorang anak laki-laki berkulit putih, ia teman sebangkunya rio.
Rio tak menjawab, ia hanya tersenyum, rio sudah terbiasa dengan sapaan teman sebangkunya itu.
“eh, bro, hari ini ada latihan basket, lo dateng ya!” kata anak laki-laki itu.
“siip, vin,” kata rio mengacungkan jempolnya pada temannya itu, alvin.

------------------

Tet tet tet, bel berbunyi, menandakan telah berakhirnya jam pelajaran hari ini, semua murid berlari, berpulang menuju rumah masing-masing.
Rio, alvin, Gabriel, cakka, obiet dan debo menuju lapangan basket, mereka akan berlatih untuk pertandingan akhir bulan ini.

Dilapang basket terlihat sekumpulan anak perempuan tengah berkumpul, mereka sedang menanti kehadiran pangeran basket ini.
“ya ampun itu rio, ah aku tak sanggup, aku mau pingsan, bubay” kata seorang anak perempuan, kemudian terjatuh pingsan tergeletak di lantai.
“aaaaaaaaaaaaa, cakka, ya ampuuuuuuuun” kata anak perempuan yang lain.
“iel ohmaygot” kata yang lain dengan lebaynya.
“koko apiin, uh, my kodok.”
“lagi, lagi, lagi, ada obiet, aw, aw, aw”
“uh, debo, got-gotan, love-lovean” *ampundeh*
Ya seperti itulah tingkah anak-anak perempuan, saat melihat sang pangeran basket tiba, pada lebay, gak bisa mengatur nafas pas ketemu mereka, pada ngos-ngosan *lo kira habis lari*, pada jantungnya copot, pada bergetar hatinya, dan banyak lagi keanahannya (?)

Pangaeran basket mulai bermain basket, rio mendribel bolanya, lari sana, lari sini, locat sana, loncat sini, dan hap, bola masuk ring. Para sekumpulan anak perempuan bersorak sorai dengan penuh semangat 45.
“horeeeeeeeeeeeeeeeeee”

“tuh yo, liat fans-fans lo, pada gembira, senang, bahagia, melihat sang idola memasukan bola ke dalam ring, haha, padahal Cuma latihan, tapi nyoraknya udah melebihi kapasitas penonton di lapangan pertandingan nanti, ampun deh, nanti pas kita tanding harus, mesti, kudu bawa nih anak-anak biar nanti rame, hahaha” ejek alvin pada rio. Rio tak berkutik, ia hanya tersenyum, dan mereka kembali melanjutkan permainan.

Latihan hari ini telah usai, sang pangeran basket memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di tengah jalan menuju parkiran rio dan alvin bertemu dengan seorang gadis cantik berambut sebahu, dan berkulit sawo matang.
“hai kak rio, hai kak alvin.” Sapa gadis itu pada rio dan alvin.
“hai juga nova” jawab rio dan alvin, nova adalah adiknya debo, sekaligus adik kelas mereka.
“belum pulang nov?” tambah alvin.
“belum kak, tadi habis rapat eskul, sekalian nunggu kak debo. Kakak habis latian ya?”
“iya nov.”
‘kebiasaan kak rio Cuma diem, Cuma senyum, gak bicara apapun, ih’ batin nova.
“ya udah ya nov, kita balik dulu.”
“oh, iya kak.”

@parkiran.
“yo, gue nebeng mobil lo ya, gak bawa motor gue, masih di bengkel, ya, ya, ya!”
“lo mah kebiasaan, ya udah oke.”

Diperjalanan, mereka bedua hanya mendengarkan musik, tak mengobrol, rio memfocuskan pandangannya kearah depan, alvin menghentak-hentakkan kakinya mengikuti alunan lagu, dan ikut bernyanyi.
Alvin menoleh kearah Rio, “yo, lo gak nyadar, nova tuh suka sama lo.”kata alvin memulai pembicaraan.
Rio mengerutkan kening, lalu menoleh keaarah alvin, rio tak menjawab, ia hanya mengangkat kedua bahunya, lalu kembali focus kearah depan.
“eh, yo, serius, tadi waktu kita ketemu sama nova gue liat si nova tuh ngeliatin lo mulu.”
“hahahaha,”
“lo kok malah ketawa sih yo, serius!”
“haha, iya, iya, lo tuh gimana, masa Cuma karena ngeliatin aja udah di pastiin dia suka sama gue, lucu lah vin!, haha”
“eh, yo beneran, gue liat dari tatapan matanya ituloh yo, tatapan matanya tuh dalem banget, dia tuh suka sama lo!”
“terserah lo deh!”
“yo, lo tuh kenapa, kaya yang gak tertarik gitu.”
“emang gue gak tertarik.”
“ya ampun!!, lo mau yang kaya gimana sih? Dulu dea, manis, tajir, lo tolak, terus shilla cantik, pinter, baik lo tolak juga, sivia imut, cantik, manis lo tolak juga, sekarang nova, baik, manis, cantik lo malah gak tertarik, gimana sih. jangan-jangan lo suka sesama jenis ya yo?” kata alvin, ia ngeri mengucapkan kalimat terakhir.
“gue Cuma tertarik sama lo apiin, muah, muah” kata rio, menggoda alvin, alvin semakin ngeri, ia ketakutan.
“yo, jangan bercanda deh, ih, najis, gue masih normal yo, gue udah punya pilihan hati, jangan sama gue” kata alvin beneran ketakutan.
“bwahahahahahahahahahahahaha” rio tertawa bagaikan iblis.
“kenapa yo, kaya setan sumpah!”
“alvin, alvin, gue juga masih normal lah, gue juga ogah sama kodok, gue Cuma k\gak tertarik aja sama mereka, bukan berarti gue suka sesame jenis.”
“syukurlah kalo begitu, kalo lo bener suka sesame jenis, gue gak mau jadi temen lo lagi!, tapi lo kenapa gak suka sama mereka, mereka kan cantik-cantik,”
“soalnya nyokap gue bilang, gue jangan dulu pacaran, gue harus kejar cita-cita gue sampe dapet, nah ntar kalo udah sukses baru boleh!” kata rio mantap.
“ampun yo, halo, ini taun 2010, bukan taun 2000 lagi, masa gitu sih, tapi lo kan bisa sembunyi-sembunyi yo!”
“haha, gak kok vin, gak mau ah, ntar gue kualat, gue sih Cuma nurutin kata nyokap aja vin.”
“tapi yo, kalo lo suka sama cewek kan gak papa, masa lo mau nyembunyiin perasaan lo itu.”
“gak vin, gue beneran gak tertarik, sekalipun itu cewe cantik, baik, tulus, tajir, segalanya, tapi gue gak tertarik, sakarang aja gue lagi gak suka sama cewe.”
“satu cewepun nggak yo???”
“yap!” kata rio mantaaaaaaap.
“terserah deh, kalo gue jadi lo, gue gak bakalan betah tuh kaya gitu.”
Dan akhirnya rio berenti di sebuah rumah, ya itu rumah alvin.
“ya udah deh, thanks ya yo.” Kata alvin keluar dari mobil.
“sip”.
Lalu rio kembali menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

------------------------------
8 tahun kemudian.

Rio kini telah menjadi seorang pemuda yang sukses, ia telah sukses meraih cita-citanya untuk menjadi seorang penyanyi terkenal, ia sekarang telah di kenal banyak orang, sekarang ia telah menjadi idola semua orang, kalo dulu pada masa SMAnya ia hanya di idolai oleh anak-anak cewek sesekolahnya, dan sekarang telah berubah.

Rio kini tengah sibuk mencari data, info, keberadaan teman-temannya sewaktu SMA, khususnya alvin. Ia sangat ingin mengundang teman-temannya untuk hadir diacara ulang tahunnya sekaligus acara pertungannya bersama gadis cantik pilihannya.
Setelah lama mencari, akhirnya ia menemukan data-data keberadaan teman-temannya, termasuk alvin. Rio langsung menghubungi alvin, ia langsung menelpon temannya itu.

“hallo” kata seorang di seberang sana.
“hallo, ini bener sama alvin jonathan?” kata rio.
“iya benar, ini sama siapa ya?”
“wooo, bro, ini gue rio, temen SMA lo dulu!”
“hah? anak manja?? Bwahahahahaha, apa kabar lo sekarang? Wiss lo sekarang udah jadi bingtang besar, haha.”
“haha, dasar lo, masih aja bawa-bawa anak manja, baik bro, kabar lo gimana sekarang, lo tinggal dimana sekarang?”
“hahaha, biasa yo, gue sekarang dimalang yo, tinggal sama keluarga gue.”
“lo udah kawin vin? Sialan lo gak undang-undang gue sih.”
“haha, sorry yo, gue baru kawin sekitar tiga bulan yang lalu, ngomong-ngomong bentar lagi ultah lo bro.”
“ah elo, udah ada buahnya belom? Ckckck, iya, makanya, gue mau undang lo ke acara ultah gue, sekalian gue juga mau tunangan bro, haha.”
“belum yo, belum waktunya kali, hahaha, lo mau kawin juga yo, sama siapa? jadi sekarang lo udah tertarik sama cewek?hahaha”
“haha, nanti lo juga tau, cewenya cantik, pilihan nokap gue.”
“ampun deh yo, calon bini aja pilihan nyokap, dasar anak manja lo, haha.”
“gue bukannya manja, vin. Tapi gue tuha nurut, y ague kan anak baik dan penurut, jadi harus nurutin kata nyokap, haha.”
“woo, dasar anak baik, narsis lo kambuh lagi, hahahahahaha.”
“haha, ya udah de, lo minggu malam jangan lupa dateng ya, sekalian bawa bini lo, oke!”
“okedeh, sip, nanti gue dateng bareng bini gue, haha”
“sip, bye.”
Clek. Telpon pun terputus.

------------------

Acara ulangtahun dan pertunangan Mario Stevano & Alyssa saufika.

Semua tamu telah berkumpul di ruangan yang megah ini, semua undangan memberikan ucapan selamat ulang tahun dan selamat bertunangan kepada Rio dan pasangannya, alvinpun mengucapkan selamat pada rio, ia sangat tak percaya teman semasa kecilnya kini telah berubah menjadi seorang yang sukses, ia juga memiliki calon istri yang cantik dan manis, biarpun rio dimatanya seperti anak manja, tapi rio selalu membuatnya iri, sekarang alvin sadar rio bukanlah anak yang manja, melainkan rio patuh pada kedua orang tuanya, meskipun kedua orangtua rio memanjakannya, bukan berati rio menjadi anak yang manja, dari SMA rio sudah mandiri, hanya alvin tak menyadarinya.
Justru mungkin alvinlah yang selama ini manja, kedua orang tua alvin tak pernah memanjakan alvin, melainkan alvin sendiri yang ingin di manjakan.

“woy bro, happy birthday ya, selamat juga lo udah bertunangan dengan gadis cantik ini.”kata alvin menepuk bahu rio.
“eh lo bro, oke thanks, bini lo juga cantik bro, haha, eh sivia ya?”
“haha, iya bro, gue jadi sama sivia. Eh sory ya yo, gue selalu bilang lo anak manja, padahal mungkin gue yang manja.”
“haha, iya gak papa vin, biasa aja kali, gue emang bukan anak manja, tapi gue patuh sama orang tua, mereka manjain gue karena mereka sayang sama gue.”
“iya yo, gue minta maap yah”
“iya vin, gak papa kok.”
“ya udah gue Cuma bisa ngedo’ain lo biar lo bahagia sama ify,”
“oke, thanks vin, gue juga do’ain lo biar lo langgeng sama sivia, dan cepet-cepet punya keturunan.”

Acara malam itu sangat teramat megah dan mewah, para tamu yang hadir sangat senang melihat pasangan yang bertunangan malam ini.
Mulai malam ini tak kan ada lagi ejekan anak manja, karena sebenarnya alvin pun manja.
Mereka sangat bahagia, rio, ify, alvin dan sivia kini hidup bahagia, saling menyayangi saling memanjakan, saling mencintai tentunya.

0 comments:

Posting Komentar

 

secuil karya avinda Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea