Gadis yang memiliki manik mata cokelat, berdagu tirus ini sedari tadi melamun, tersenyum sendiri, mungkin sedang mengingat-ingat sesuatu yang indah. Dan… ya ia memang sedang mengingat sesuatu di masa lalunya, kenangan masa lalunya.
Pagi ini ify –gadis tadi- mendapat berita dari sang ayah bahwa orang yang selama ini ify tunggu akan datang. Sehingga membuat ify sedari tadi melamun mengingat-ingat kembali masa-masa dulu yang pernah ia alami dengan ‘orang itu’. Teman masa kecilnya. Ntah kenapa ia begitu senang mendengar berita bahwa si ‘dia’ –teman kecil ify- akan dating mengunjunginya. Apa mungkin karena ify rindu pada temannya itu, karena sudah bertahun-tahun ia tidak berjumpa dengannya, atau apa karena ‘dia’ itu adalah cinta pertama ify. Hmm mungkin kah?
“ify, mereka sudah dating nak.“ suara itu mengagetkan ify yang sedang melamun.
“hmm, sudah datang mah?” ify mengerutkan kening, ia kaget, darah didalam tubuhnya seakan-akan berhenti mengalir. Entah kenapa, ify seperti robot, ia menjadi kaku, tak dapat bicara ataupun bergerak. *lebeh.
“iya, ayo turun saying.” Kata sang bunda, menarik lembut lengan ify. ‘ya tuhan ko aku jadi gini, ck’ ify berdecak dalam hatinya.
Kenapa ia jadi segugup ini, seperti akan tampil di acara-acara megah yang ia dituntut harus memainkan piano dan bernyanyi. Tapi ini gak kalah nervousnya saat mau tampil. Oh mungkinkah ia gugup karena akan bertemu teman masa kecilnya itu? Ah, masa Cuma karena ia bertemu dengan temannya itu, ia harus segugup ini?
Ify jalan tertunduk menuju ruang tamunya, ia yang kini mengenakan dress berwarna biru laut, senada dengan high hellsnya *apadeh gue gak tau, intinya sepatu hak tinggi itu loh, yang tau comment di bawah aja deh ya, ckck*, terkesan sangat anggun, ditambah tatanan rambutnya yang indah semakin membuat ify terlihat sangat cantik. Mamanya lah yang menyihir ify menjadi cantik malam ini, ify sempat berpikir, ck, Cuma gini aja ko kaya yang resmi banget. Ya tentu saja resmi, mereka akan kedatangan tamu yang sangat special.
“ify, ayo salam sama om aditya dan tante maria.” Ayahnya membuyarkan lamunan ify, sehingga ia mengangkat wajahnya keatas, setelah diliatnya kedua orang itu –adit dan maria- ify tersenyum tipis, lalu mencium tangan mereka.
Ya, ini kedua orang tua ‘dia’, hmm, orang tua cinta pertama itu ‘mungkin’ . dan tunggu, kemana ‘dia’? ify menyapu seluruh sudut ruangan tamunya dengan pandangannya. Kemana ‘dia’? ko gak ada?
“ya ampun fy, cantik sekali kamu, sudah 10 tahun ya kita tidak bertemu.” Kata laki-laki paruh baya itu, om adit.
Ify hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
“iya nak, ngomong-ngomong kamu kelas berapa sayang?” tambah wanita yang berdiri didekat om adit, dan merupakan istri om adit, tante maria.
“saya baru mau masuk SMA tan.” Kata ify, sangat sopan.
“putri saya sudah beranjak dewasa, dan menjadi gadis yang cantik, oya putra kamu sekarang kelas berapa, beda 1 tahun ya sama ify?” ayah angkat bicara.
“iya, Rio sekarang sudah kelas XI SMA, dia juga berubah menjadi anak yang tampan.” Puji om adit pada anaknya. “oya fy, temui dia disana, Rio ada di luar.” Om adit menunjuk kearah luar, dan menyuruh ify untuk menemui anaknya.
Ify mendongkak, jadi dia, eh.. rio ada di luar, kenapa gak masuk?
“sana fy, temui dia di luar.” Suruh bundanya.
Dan akhirnya ify berjalan keluar. Ify akan kembali melihat sosok cinta pertamanya itu ‘mungkin’. Ify membayangkan seperti apa dia sekarang, apakah dia makin tampan, apakah sikap dinginnya itu telah hilang, apakah dia berubah. Di otaknya terus terlontar pertanyaan-pertanyaan itu. ---
Di luar, ify melihat sosok itu tengah berdiri tegak membelakanginya. Sosok itu berdiri dengan sempurna, dengan jas hitamnya, dan kedua tangannya di masukan ke dalam saku celananya.
Ify mendekatkan dirinya 2 meter dari pemuda itu, pemuda yang ia lihat dari belakang itu sangat tinggi, kaki kokohnya menopang tubuh jangkungnya. Ify terpaku sejenak. Tapi kemudian pemuda itu berdehem kecil seakan ia telah menyadari bahwa ada seseorang di belakangya.
Ify kaget dan gemetar, ia terlihat salah tingkah. Setelah beberapa detik ify diam, akhirnya ia memberanikan diri untuk menyapa pemuda itu.
“k..ka.. Rio ” sapanya, ify sejak dulu memang memanggil rio dengan sebutan kakak, karena rio lebih tua darinya.
Ify mendengus kesal, sikapnya tak berubah, seperti dulu, cuek.
“apa kabar ka?” ify mencoba bertanya pada rio. Dan lagi-lagi rio hanya menjawab dengan singkat sesingkat singkatnya “baik” katanya masih dengan nada yang datar dan tanpa menoleh kearah ify.
Ify menarik nafas panjang-panjang, sabar fy sabar, dia gak berubah sama sekali, ck. Ify berdecak dalam hati.
Ify kehabisan kata-kata, akhirnya ia lebih memilih untuk diam dan mematung di tempat. Detik demi detik telah berlalu, begitupun menit demi menit telah terlewatkan.
“lo masih disitu?” katanya dengus.
Ify meneguk ludah ‘gleek’ “i..iya ka” katanya gugup.
“hmm.. ambilin gue minum dong! Gue haus” kata rio santai, tanpa menoleh kearah ify.
Ify yang mendengar kalimat itu terperangah kaget. ‘ hah? Apa-apaan ni orang, nyuruh-nyuruh gue, emang gue pembantunya apa?” batin ify.
“lo denger ga, gue ngomong apa? Cepet ambilin, gue kan tamu lo!” katanya ketus, masi membelakangi ify.
Ify menaikan sebelah alisnya ‘iye, tamu sih tamu, tapi gak usah merintah gitu bias kali yam as?’ ify berdumel dalam hati.
“cepet! Gue haus!” katanya lagi, tanpa menoleh sedikit pun kearah ify.
“ambil aja sendiri” celetuk ify, ia gak bias nahan emosinya.
Kesunyian kini tercipta, hanya suara jangkrik yang terdengar ‘krik krik krik’. Rio yang mulai sadar dari alam bawah sadarnya (?) mengerjapkan mata, lalu tersenyum manis kearah ify, senyuman itu merupakan jurus andalannya untuk menaklukan setiap gadis yang melihatnya.
Tentu saja ify pun merasa dirinya tertaklukan senyuman maut itu, senyuman itu berhasih membuat jantung ify berdegup kencang, aliran darahnya tak menentu. Ify menutup mata, ‘tuhan tolong jangan sampai aku terlena oleh senyumannya’ mohon ify dalam hati, lalu kembali membuka mata.
Setelah puas menaklukan ify dengan senyumannya, Rio lalu memalingkan wajahnya, dan akhirnya ify pun sadar, dan melengos dari arah pandangannya.
“ck” rio berdecak.
Lalu rio mengangkat wajah ifu dengan telunjuknya, dan mendeatkan wajahnya ke wajah ify.
“ayolah putri cantik, bawakan minum untuk mas ganteng mu ini.” Kata rio pelan dan lembut selembut sutera.
Ify tertegun mendengar kata empat kata itu ‘putri cantik’ dan ‘mas ganteng’, ‘itukan panggilan semasa kecil kita.’ Batin ify.
Ketika mereka kecil mereka membuat nama panggilan masing-masing, rio memanggil ify dengan sebutan ‘putri cantik’ , dan ify memanggil rio dengan sebutan ‘mas ganteng’.
“ayolah putri cantik.” Kata rio sekali lagi, masih dengan posisi tadi. Tapi kemudian ify melengos dan melepaskan telunjuk rio dari dagunya.
“gak! Ambil aja sendiri!”
“lo tuh masih kaya anak kecil ya fy, ckck”
“biarin wleee :p” kata ify melet, lalu ia berlari kedalam rumah. Rio yang melihat tingkah ify hanya tertawa tanpa suara. Lalu rio mengedarkan pandangannya pada langit cerah tanpa bintang malam itu.
‘cantik juga gadis itu, ck, apaan gue ini, inget yo, lo ga boleh suka sama ify, inget janji lo sama dia! Lo juga harus inget lo udah punya cewe!” gumam rio dalam hati.
0 comments:
Posting Komentar