Genre: Friendship, Romance, Family
Type: Chaptered
Rating: T
Cast: Jo Youngmin, Jo Kwangmin (Boyfriend), Suzy (Miss A), Sulli (fx)
Other Cast: lainnya.
Annyeong :D hahaha ini FFku yang kedua, aku nyobain bikin FF chapter bisa sampe tamat ga yah-____- semoga, asal banyak yang suka dan banyak yang suport aku pasti bakal semangat bikin lanjutannya, so don't keep silent! comment plis u,u gamsahabnidaaaaa ^^
***
Youngmin VOP.
Pagi ini aku sengaja mengikutinya. Em sebenarnya aku tak sengaja melihat dia ditoko buah tadi. Dan akhirnya ku putuskan saja untuk mengikutinya dari belakang. Aku sendiri tak tahu kenapa aku ingin mengikutinya, untuk apa aku mengikutinya? Bahkan aku sendiri sudah tau rumahnya. Mungkin untuk memastikan apakah dia selamat sampai rumahnya. Pikirku.
Aku mengendap-endap layaknya pencuri dibelakangnya, sungguh aneh. Tapi ya apa boleh buat ini yang ingin kulakukan. Tiba-tiba ponselku berdering sangat nyaring pertanda ada telpon masuk. ‘sial kenapa disaat seperti ini ponselku harus berdering, nyaring pula’ rutukku dalam hati. Segera aku mengambilnya dan mengangkatnya.
“Yeobseo?”
“Ya! Kau ini kemana? Umma sudah marah-marah tak jelas di rumah belanjaanya belum datang sampai sekarang!” suara disebrang sana membuat telingaku sakit, hingga aku menjauhkan ponselku dari telingaku.
“arraseo, disini sedang mengantri bilang pada Umma tunggulah sebentar. Aku juga sangat malas mengantri seperti ini.” Jawabku asal, karena kenyataannya aku tidak sedang mengantri dan aku sudah selesai belanja dari satu jam yang lalu.
“baiklah akan kusampaikan pada Umma.” Setelah itu telpon terputus.
Saat aku memasukan kembali ponselku pada jaketku, aku memalingkan wajah kedepan untuk melihat apakah dia sudah menghilang. Omo! Aku terlonjak kaget saat mendapati sosok itu berdiri didepanku dengan tatapan curiga.
“Apa yang kau lakukan?” tanyanya.
“Mwo?” jawabku –pura-pura- bingung.
“Aishi, sedang apa kau disini? Dan kenapa saat berbicara ditelpon tadi kau bilang kau sedang mengantri? Jangan-jangan kau... mengikutiku?” tuduhnya, dan tepat sekali! Aku memang mengikutimu! Ingin sekali aku berkata seperti itu, tapi sepertinya mulutku tidak akan bisa mengeluarkan kata-kata itu.
“Pede sekali kau, siapa yang ingin mengikuti yeoja manja sepertimu, kurang kerjaan sekali.” Jawabku sinis, dengan tatapan yang seperti biasanya, dingin.
“Kau ini benar-benar menyebalkan! Kalo bukan itu apa yang kau lakukan disini?”
“Aku mau pulang.”
“Jalan pulangmu kan bukan arah sini, lalu kenapa kau berjalan kearah sini.”
“Ya! Itu urusanku, terserahku, aku mau jalan melewati arah mana saja, lagi pula arah sini pun ujung-ujungnya tetap akan sampai dirumahku.”
“arraseo, tapi jika kau melewati arah sini kau akan sampai kerumahmu lebih lama lagi.”
“itu memang tujuanku, sudahlah malas sekali aku berdebat dengan yeoja cerewet sepertimu.” Aku memasukan tangan kiriku yang kosong dari belanjaan kedalam saku jaketku, lalu berjalan santai melewatinya, dan memalingkan wajahku seolah-olah aku malas mlihat wajahnya. Dalam hati aku bersorak soray atas kejadian ini, ingin sekali aku tertawa melihat wajahnya yang kesal karenaku.
“Ya!! Jo Youngmin!! Kau ini benar-benar namja yang menyebalkaaaaan! Aishi!!!!” teriaknya. Aku hanya tersenyum senang, dan terus berjalan meninggalkannya yang mungkin masih merutukiku.
***
Suzy VOP.
‘Brakk’ aku membuka pintu rumah dengan keras saking kesalnya. Aku melempar sembarangan sepatu dari kakiku. Lalu beranjak pergi ke dapur untuk menyimpan buah-buahan yang tadi kubeli. Eomma dan Oppaku yang melihat kelakuanku hanya menggelengkan kepala. Aku melirik mereka sekilas lalu aku beranjak pergi kekamarku untuk menenangkan diri.
‘Brakk’ sekali lagi, aku membanting pintu kamarku dengan keras. Untung saja hari ini Appa tidak ada dirumah, kalo ada aku pasti akan diomeli Appa habis-habisan. Hari ini aku sangat kesal! Padahal sebelum pergi ke toko buah-buahan aku baik-baik saja, bahkan aku berharap hari minggu ini adalah hari baik untukku. Tapi setelah aku bertemu dengan namja menyebalkan itu hariku menjadi suram, rasanya aku ingin mengakhiri hari ini dan ingin cepat-cepat besok.
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur, benar-banar membosankan. Aku berfikir sejenak, lalu akhirnya kuputuskan untuk meaih ponselku dan menelpon Sulli, aku ingin menceritakan semuanya padanya.
“Yeobseo?” terdengar suara dari seberang sana.
“Ne, Sulli-ah?”
“Ne, ini aku. Ada apa kau menelponku Suzy-ah?”
“Aku sedang kesal hari ini!.”
“Waeyo?”
“Tadi pagi aku berteu dengan si namja blonde menyebalkan itu!.”
“Mwo? Youngmin? Kenapa bisa begitu?”
“Nado molla! Menyebalkan sekali!.”
“Hmm, sudahlah mungkin hanya kebetulan.. atau mungkin..... kau dan dia jodoh, hahaha.”
“Mwo? apa yang barusan kau katakan? Aku dan dia jodoh? Andwae!!! Aku tidak mau berjodoh dengannya, bahkan aku tidak akan pernah menyukainya!”
“Ya~ Suzy-ah hati-hati dengan perkataanmu, bisa saja nanti kau tiba-tiba menyukainya kekekek.”
“Kau ini bicara apa ha? Aku tak mungkin menyukainya! Sudahlah jangan membuat moodku semakin buruk!.” Teeet------ aku menutup telponku. Benar-benar menyebalkan, Sulli bisa-bisanya berkata seperti itu, membuatku semakin kesal!.
***
Youngmin VOP.
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur dengan kedua tangan yang dilipat dibawah kepalaku sebagai bantalan. Mataku menerawang menatap langit-langit, otakku kembali memutar kejadian pagi tadi saat aku bertemu dengan yeoja itu, saat dia marah-marah padaku, saat dia kesal padaku. Yeoja itu membuatku gila! Entah bagai mana bisa aku menyimpan perasaan padanya, padahal dulu aku sama sekali tidak berminat menyukainya, namun sekarang aku sangat tergila-gila padanya. Tapi sayangnya aku tidak bisa mengungkapkannya, yang ada aku hanya membuatnya semakin kesal dan mungkin dia semakin membenciku. Aku sempat befikir untuk berubah menjadi seseorang yang hangat dan lemah lembut, tidak seperti sekarang, dingin dan kasar. Tapi aku tak bisa! Rasanya itu aneh bagiku.
‘tok, tok, tok’ suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku.
“masuk.” Ujarku malas-malasan.
“Hyung Umma menyuruhmu untuk turun dan makan malam.”
“Ne, nanti aku akan menyusul.”
“Apa yang sedang kau pikirkan?” katanya seraya duduk disampingku.
“tidak ada.”
“Ayolah Hyung ceritakan padaku, aku ini kembaranmu jelas aku tahu saat ini kau pasti sedang memikirkan sesuatu.”
Jo Kwangmin. Dia kembaranku sifatnya jelas berbeda 180 derajat denganku. Dia sangat hangat dan lemah lembut, serta dia sangat baik. Kadang aku iri pada saudara kembarku ini, dia lebih banyak disayang oleh orang lain. Tapi yang membuatku sebal padanya dia itu terlalu hyper dan tidak bisa membaca situasi.
“Tadi pagi aku bertemu dengannya.”
“Nugu?”
“yeoja itu.”
“Suzy-ssi?”
“Ne...”
“Sampai kapan kau akan menutupi perasaanmu itu Hyung? Kau membuat dirimu tersiksa, cepatlah ungkapkan padanya.”
“Aniyo! Tidak secepat itu masih butuh proses..”
“Terserah kau sajalah hyung aku tak mau ikut campur. Sudahlah ayo kita turun, Umma, Appa, dan Hyunmin pasti sudah menunggu kita.”
“Baiklah.” Aku bangkit dari tidurku dan beranjak turun menuju ruang makan untuk makan malam.
***
Author VOP.
Jo Youngmin seorang namja tampan yang memiliki kembaran bernama Jo Kwangmin. Mereka sangatlah mirip hanya kepribadian mereka sajalah yang membuat keduanya berbeda. Youngmin lebih tua 6 menit dari Kwangmin. Selain itu mereka mempunyai seorang dongsaeng bernama Jo Hyunmin.
Youngmin memiliki kepribadian yang tidak terlalu baik, dia dingin, acuh dan keras kepala. Itu sebabnya banyak teman-temannya menyebutnya namja menyebalkan. Namun kembarannya Jo Kwangmin dia sangat ramah dan hangat, dia lebih mempunyai banyak teman dari pada Youngmin, sebenarnya teman mereka sama, namun Kwangmin lebih disenangi dari pada Youngmin.
Youngmin juga menyukai seseorang yeoja cantik, namun ia tidak mampu menyatakannya. Ia terlalu munafik dalam hal perasaan. Ia hanya bisa memendamnya sendiri, walau kadang dirinya selalu merutuki hal ini, karena baginya cara ini telah membuatnya menjadi seorang pengecut.
Namun berbeda dengan Kwangmin, bisa dikatakan Kwangmin lebih berani mengungkapkan perasaannya kepada yeoja yang ia sukai. Hingga, kini ia memiliki yeojachingu yang sangat ia cintai.
***
Pagi ini si kembar kembali memulai aktifitasnya. Bersekolah, apalagi? Mereka kini duduk di bangku SMA. Setiap pagi keduanya berjalan kaki untuk sampai sekolah. Karena sekolah mereka tidak terlalu jauh dengan rumah.
“Ya! Hyung kau jalan terlalu cepat, tunggulah aku!” teriak Kwangmin dengan setengah berlari untuk mengejar hyungnya, Youngmin. Tetapi Youngmin tidak menghiraukan teriakan saudara kembarnya itu, ia terus berjalan dengan santai meninggalkan Kwangmin.
Ketika sampai di depan gerbang dan hendak akan melangkahkan kakinya masuk, tiba-tiba seseorang menarik tangan Youngmin dan menggandengnya. Sang empunya hanya menoleh tanpa ekspresi pada si penggandeng.
“Pagi Youngmin-ah, aku senang sekali pagi ini kita bisa masuk kelas bersama.” Ujar si penggandeng dengan senyumnya yang dibuat semanis mungkin. Tapi Youngmin hanya menatapnya malas-malasan, kemudian ia memalingkan wajahnya kedepan. Saat itu ia mendapati yeoja yang ia sukai berdiri beberapa meter didepannya, yang kini tengah menatap dirinya dengan tatapan menyebalkan. Disamping yeoja itu berdiri seorang yeoya lainnya yang tak lain adalah sahabatnya.
Dalam hati, ingin rasanya Youngmin melepas gandengan ini dan memberi penjelasan pada yeoja itu agar tidak salah paham, namun, itu tak akan mungkin. Dimata yeoja itu dirinya bukanlah siapa-siapa bahkan yeoja itu telah menganggapnya sebagai orang paling menyebalkan yang pernah dia kenal.
“Ya~ Sulli-ah coba kau liat, si blonde itu pagi-pagi sudah menggandeng seorang yeoja yang sama menyebalkannya dengannya.” Bisik yeoja itu pada sahabatnya.
“Ara, tapi Suzy-ah... Kwangmin bilang Nam joo lah yag memulai.”
“Mwo? lalu kenapa? Bukan urusanku siapapun itu yang memulai, bagiku mereka sama halnya menyebalkan.!”
“Ah, ne Suzy-ah ara, aku hanya bilang apa yang Kwangmin katakan.”
“Namja chingumu itu kembarannya, tapi sifatnya berbeda seperti langit dan bumi, oh bukan sifatnya berbeda 180 derajat dengan Youngmin. Kwangmin sangat baik.” Bisik yeoja bernama Suzy kepada Sulli.
Sedangkan Kwangmin yang baru saja sampai didepan gerbang hanya menatap mereka bingung, kemudian tak lama setelah itu Kwangmin mengerti, lalu dia melepaskan paksa gandengan yeoja dari tangan Youngmin.
“Ya~ Youngmin akan masuk kedalam bersamaku, minggir kau.” Katanya lalu menarik Youngmin, dan meninggalkan yeoja itu sebelum dia mengoceh dan mengejarnya. Tak lupa, Kwangmin melirik sekilas dan tersenyum kepada yeojachingunya yang masih berdiri di tempat yang sama, Sulli.
“Ya!!!! Kwangmin apa yang kau lakukaaaaan!! Aishi!!!!”
***
Youngmin VOP.
“hosh...hosh..berhenti..” ucapku terbata, kelelahan. Kwangmin menarikku sambil berlari untuk menghindar dari yeoja centil itu. Aku sangat kelelahan, bisa tambah kurus aku jika setiap pagi seperti ini. Ya yeoja itu setiap pagi selalu saja menungguku di depan gerbang dan selalu saja menggandeng tanganku untuk masuk kelas bersama-sama, tapi untungnya Kwangmin selalu menyelamatkanku, dan cara untuk menghindarinya adalah dengan berlari seperti sekarang ini. Hal ini rutin dilakukan hampir setiap hari. Kadang aku berpikiran untuk masuk lewat pintu belakang, namun jika pagi, pintu itu belum di buka. Bahkan aku pernah mencoba untuk datang pagi-pagi sekali, tapi pintu gerbang belum terbuka dan saat dibuka yeoja itu datang. Dunia memang sempit.
“Aaaarggghh bisa-bisa mati karena terlalu kurus aku jika seperti ini.” Kataku sambil mengacak-ngacak rambutku.
“hosh..hosh...apa maksudmu mati hyung?” ucapnya terbata, sama halnya karena kelelahan.
“Tiap pagi aku harus berlari menghindari si Nam joo itu. Apa itu tidak akan membuatku kurus hah? Kiloanku sudah turun 3kg kemarin, dan jika terus-terusan begini aku bisa mati sedikit demi sedikit karena berat badanku berkurang”
‘PLETAK’ tiba-tiba saja Kwangmin memukul kepalaku dengan bukunya yang sangat tebal, kira-kira tebal buku itu mencapai 3 atau 4 ratus halaman, membuatku sedikit pusing.
“Ya!!! Apa yang kau lakukan! Beraninya kau memukul hyungmu!” bentakku padanya, aku meringis kesakitan sambil terus mengusap-usap kepalaku.
“gwaenchana?” ucapnya polos.
Aishi! Aku tak habis pikir, dengan polosnya ia berkata ‘gwaenchana?’ setelah apa yang ia lakukan terhadapku, tak bisakah dia merasakan betapa pusingnya kepalaku setelah dipukul dengan sebuah buku yang tebal itu.
“Kau ini! Apa-apaan kau memukulku seperti itu ha?”
“Ya hyung kau yang kenapa, kau tadi protes karena aku ajak lari untuk menghindari si Nam joo, kau bilang kau akan mati karena berat badanmu sedikit demi sedikit akan berkurang, itu sangat bodoh! Jadi ku pukul saja kau agar kau tidak menjadi bodoh seperti itu, ckck, kau memang bodoh.” Katanya lalu menggeleng-gelengkan kepala.
“Mwo?”
“Ah sudahlah lebih baik kita masuk kelas, kajja.” Ujarnya lalu pergi meninggalkanku yang masih berdiri mematung masih tak percaya dengan apa yang dikatakan kembaranku itu.
***
Author VOP.
Minggu ini, Academy High School, tempat Jo Twins sekolah sedang mengalami masa kesibukan yang sangat akut. Karena minggu depan sekolah mereka akan mengadakan pembelajaran keluar kota selama satu minggu. Pembelajaran ini dilakukan untuk mengetes kepribadian, kemandirian, dan kemampuan siswa di alam terbuka, ini sama halnya seperti perkemahan, karena akan dilaksanakan di sebuah pegunungan. Namun bedanya mereka tidak memakai tenda, melainkan disana sudah berdiri asrama. Pembelajaran ini rutin dilakukan siswa setiap tahun di tempat yang sama yaitu dikota Seogwipo, provinsi Jeju.
Begitupun, Youngmin dan yang lainnya sibuk mempersiapkan diri untuk acara itu. Saat ini akan diadakan pembagian kelompok di satu kelasnya. Dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok, dan satu kelompok terdiri dari 8 orang, karena siswanya sebanyak 32 orang.
“Baiklah, kita mulai pembagian kelompoknya.” Ujar soensaengnim.
“Apapun hasilnya nanti, kalian tidak boleh protes! Karena kami, pihak guru sudah mengaturnya sedemikian rupa.” Ujar soensaengnim lagi.
Semua murid hanya mengangguk pasrah, sembari dalam hati terus merapalkan do’a agar mereka sekelompok dengan teman dekat mereka. Seperti yang dilakukan Suzy dan Sulli, mereka berdua saling berpegangan tangan dan berdo’a agar mereka satu kelompok. Terlebih Suzy, dia terus berdo’a agar tidak satu kelompok dengan Youngmin ataupun Nam joo.
Pembagian kelompok dimulai. Do’a Suzi dan Sulli ternyata tidak terkabul, karena Sulli tidak satu kelompok dengan Suzy. Melainkan, Sulli satu kelompok dengan Nam joo.
Nama-nama mereka satu per satu dituliskan di papan tulis, sehingga semua dapat mengetahu dengan siapa saja mereka satu kelompok.
Akhirnya Suzy mengetahui dengan siapa ia satu kelompok. Dia membaca satu persatu nama teman satu kelompoknya di papan tulis, dan mereka adalah Na eun, Hyeri, Tia, Gongchan, Min woo, Jeongmin, dan.... mata Suzy membulat seketika membaca nama terakhir yang tertulis di kelompoknya. “MWOOOOOO?????”......
-TBC-
haha keren!!
BalasHapusthanks :D
BalasHapus